Proactol LTD

Laman

Taman lalu lintas

Nim : 011011026
Nama : Dhimas Ananda Rafliandi

Taman lalu lintas


Di satu keluarga lahir lah seorang anak perempuan yang bernama windi. Dia lahir dari keluarga yang sangat sederhana. Lahir dan tinggal di provinsi jawa timur tepatnya di kota Surabaya. Sedangkan orang tuanya berasal dari kota Bandung, jawa barat. Di umurnya yang mengin jak 6 tahun ini, dia sangat senang bermain maklum anak seusia itu lagi asik-asiknya buat bermain. Setiap hari yang dia lakukan hanya bermain dan bermain tetapi dia seorang anak yang sangat berprestasi di sekolahnya. 

Libur sekolah pun tiba ,orang tuanya berencana untuk liburan ke bandung karna sanak saudara yang berada di bandung menyuruh untuk berlibur di sana. Setelah di pikir-pikir akhirnya mereka pun berlibur kesana. Sekitar Jam 08.00 pagi di stasiun Bandung mereka di jemput oleh saudara-saudara dengan menggunkan mobil mereka meyusuri jalanan kota bandung di pagi hari. Sejam di perjalanan, sampai lah mereka di tempat tujuan. Rumah itu tidak terlihat menarik dari luar hanya rumah sederhana yang nyaman untuk di tempati.dengan sebuah taman kecil yang meneduhkan di antara padatnya kota bandung.

Walaupun  kota itu baru pertama kali dia kunjungi, tapi dia merasa senang. di sana dia bertemu dengan saudara-saudara yang lain yang kebanyakan seumuran dengan dia. Hari itu dia habiskan bermain bersama saudara-saudaranya, sedangkan ayah dan ibunya melepas kerinduan bersama sanak saudaranya. Dinginnya kota bandung sangat berbeda dengan cuaca yang ada di Surabaya sehingga membuat windi merasa nyaman dan dapat beristirahat dengan tenang. 

Windi berserta dengan keluarga sudah merencanakan beberapa tempat yang akan mereka kunjungi. Saudara-saudara yang lain banyak mengusulkan tempat liburan Seperti lembang, ciwidey, puncak. Tetapi windi yang sejak dari Surabaya ingin sekali mengunjungi taman lalu lintas yang dia lihat di acara televisi yang dia tonton. Di acara televisi tersebut banyak meliput tentang taman itu dan yang membuat dia tertarik adalah banyak yang bisa di pelajari di sana. Orang tuanya pun setuju karena taman lalu lintas merupakan wisata edukatif bagi anak seusia windi.

Rencana tersebut kemungkinan akan di laksanakan sesudah windi mengunjungi neneknya yang berada di dago ,tempat itu tidak jauh dari rumah saudaranya hanya beberapa kilo meter saja. Setelah mereka pulang dari rumah neneknya itulah mereka akan menuju taman lalu lintas.
Percakapan tentang liburan tersebut harus berakhir karena waktu sudah menunjukan pukul 10 malam. Mereka pun bergegas menuju tempat tidur untuk mempersiapkan diri agar besok liburan mereka berjalan dengan lancar.

Pada pagi hari mereka bersiap-siap menuju kerumah nenek. Dengan menggunakan mobil milik salah satu saudara mereka pun berangkat. Sepanjang perjalanan windi memperlihatkan senyumnya kepada orang tuanya karena sangat senang melihat keramaian kota bandung. Kota yang asing baginya tetapi sangat indah tuk di lihat. 

Ketika sampai di tempat tujuannya, rombongan itu turun dan disambut hangat oleh wanita tua yang sudah menunggu mereka dari tadi. Dengan wajah penuh senyum wanita tua itu segera memeluk cucu yang sudah lama tidak ditemuinya semenjak kelahiran windi. Windi pun terlihat senang bertemu neneknya tersebut.
Pertemuan keluarga tersebut terlihat sangat hangat dan saling merindu satu sama lainnya sehingga membuat waktu tak terasa harus berakhir karena windi dan keluarga akan menuju tempat selanjutnya dalam rencana liburannya yaitu menuju taman lalu lintas, Tempat yang sangat ingin di kunjungi windi. Tetapi karena cuaca di siang itu tidak bersahabat maka rencana tersebut harus ditunda terlebih dahulu. Kemungkinan besok mereka akan menuju taman tersebut.

Mereka sementara tinggal di rumah nenek karena rumah nenek tidak jauh dari taman lalu lintas. Cuaca di kota bandung hingga malam menjelang masih tidak bersahabat, ini membuat windi sangat sedih karena dia berpikir jika besok cuaca tidak cerah maka kemungkinan liburan ke taman lalu lintas tidak akan terlaksana. Nenek windi yang melihat windi seperti itu merasa sedih dan menghibur cucunya tersebut agar tidak bersedih dan berdoa agar besok cuaca kota bandung cerah. Hujan malam itu membuat windi tertidur di pangkuan neneknya.

Matahari pagi kota bandung menyapa dengan cerah membuat windi yang terbangun bersorak riang melempar senyumnya ke seisi rumah karena rencananya berkunjung ke taman lalu lintas akan terlaksana. Dengan semangat windi pun bersiap-siap, melihat semangat windi orang tuanya pun hanya biasa tersenyum kecil.

Setelah berpamitan dengan neneknya mereka pun berangkat menuju taman lalu lintas. Walaupun hati dia sangat berat karena meninggalkan neneknya tetapi dia sangat ingin sekali pergi ke taman lalu lintas. Sepanjang jalan windi merasa sangat senang sekali dan ingin sekali cepat-cepat sampai ke taman tersebut.

Turunan jalan Dago sudah terlewati ,dari kejauhan taman lalu lintas yang berada di jalan Belitung itu sudah terlihat. Windi sama sekali belum mengetahui bahwa dia sudah berada di sekitar taman tersebut. Mobil sudah terpakirkan di tempat parkir yang berada persis bersebelahan dengan pintu masuk taman itu. Ketika turun dari mobil dia pun berkata ‘’apa kita sudah sampai mah ?” ibunya pun menjawab “iya nak kita sudah sampai” dengan menunjukan wajah yang sangat ceria dan senang dia bergegas turun dari mobil. 

Windi menarik tangan kedua orang tuanya dan sambil berlari ke arah pintu masuk. Di pagi yang cerah memancarkan sinarnya itu, windy semakin senang. Windi sudah merasa penasaran akan apa yang di dalam taman itu tetapi dia mulai agak kecewa karena lama menunggu saudara-saudara yang lain yang sedang berjalan ke arahnya. Di luar taman itu banyak sekali yang berjualan seperti, aksesoris, mainan-mainan, makanana dan lain-lain.

Yang paling menarik perhatian dia ketika salah satu penjual balon gas menghiasi balon tersebut dengan beraneka ragam bentuk dan hiasan-hiasan. Yang paling membuat dia kagum balon yang berbentuk kartun upin ipin yang sangat dia sukai. Dia meminta balon tersebut agar di belikan oleh orang tuanya. Sesaat setelah balon yang dia ingin sudah terbeli dia dan yang lainnya segera masuk ke taman lalu lintas itu. Dengan tiket yang berharga 5ribu itu,dia bersama saudara-saudaranya berlarian untuk menuangkan rasa gembiranya itu sudah sampai ke taman lalu lintas ini.

Segala permainan dia coba seperti ayun-ayunan, perosotan, patung yang berbentuk binatang-binatang dan berbagai permainan yang ada. Loncat-loncatan dan teriak-teriakan itu lah perasaan gembira yang dia rasakan.  Melihat windi yang sangat girang sekali orang tuanya pun merasakan kegembiran yang sama dengan windi. Windi bertanya-tanya kepada orang tuanya kenapa taman ini disebut taman lalu lintas? “karena di taman ini di buat seperti aslinya yang ada di jalan raya pada umumnya” kata orang tuanya. Di sana ada rambu-rambu lalu lintas,jalur kereta api dan bisa berkeliling menggunakan mobil yang berada di dalam taman tersebut.

Di situ windi bisa belajar bagaimana cara berambu-rambu dan kegunaannya itu. Sekalian bermain orang tuanya memberi tahukan rambu-rambu lalu lintas yang ada. Windi pun merasa kagum karena walupun taman itu buat bermain tetapi ada kegunaan untuk belajar. Tidak sengaja dia melihat kereta api yang sedang melintas di depannya dia pun merasa ingin menaiki kereta tersebut. Dengan rasa penasaran dia bersama saudara-saudaranya menaiki kereta tersebut. Dengan pemandu wisata yang menjelaskan setiap bagian-bagian yang ada di taman tersebut windi memperhatikan dengan serius.

Beberapa lama windi berada di kereta itu, tiba-tiba orang tuanya merekam dan memfoto setiap kegiatan dia. Dengan gaya yang centil agak malu-malu ini lah yang membuat pengunjung lain yang berada di sekitar dia merasa terhibur akan ulah polosnya itu. Sesudah menaiki kereta tersebut windi bersama yang lainnya beristirahat sejenak. Selama beristirahat windi terus menatap permainan apa yang akan selanjutnya di coba. 

Tak terasa waktu sudah menunjukan pukul 04.00 sore windi beserta yang lainnya harus segera meninggalkan taman tersebut. Dalam hati windi masih menginginkan berada di sana untuk bermain-main. Selama perjalanan keluar taman windi melihat ke arah belakang taman itu ,ada sebuah kolam renang lengkap dengan taman bermainnya. Dia meminta kepada orang tuanya agar pergi sebentar kesana untuk melihat kolam renang itu. Walupun dia melihat dari kejauhan saja hatinya sudah merasa senang bisa ke kolam tersebut.

Dengan wajah lelah bercampur senang dia pulang menuju arah mobil .pintu keluar taman itu sudah dia lewati dan  bergegas masuk ke dalam mobil karena nampaknya hujan akan turun. Perjalanan dari taman menuju rumah saudaranya itu windi tertidur lelap. Keesokan harinya dia harus kembali lagi k eSurabaya di karenakan dia akan bersekolah. Liburannya kali ini benar-benar sangat mengesankan buat dia apa lagi dia bisa berkunjung ke rumah neneknya dan ke taman lalu lintas itu. “Ini liburan yang akan aku ceritan kepada teman-teman aku disana” kata windi.

comment 0 comments:

Posting Komentar

 
© [C]ommunication [B] | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger