Proactol LTD

Laman

TAMAN MALUKU

TUGAS KOMPRAK II
FEATURE
TAMAN MALUKU

Denis Pebrian 011011059


  Taman Maluku (dulu namanya molluken park) dahulu dibangun pada 1919 oleh pemerintah Hindia Belanda. Taman ini diberi nama Taman Maluku karena berada di sudut pertemuan antara Jalan Maluku dan Jalan Aceh. Taman ini berlokasi di antara Ambon Straat (Jalan Ambon), Menado Straat (Jalan Menado), Celebes Straat (Jalan Sulawesi yang sekarang digabung dengan Jalan Ambon dan Jalan Saparua). Dahulu Lokasi itu awalnya tanah kosong. Tapi lapangan tenis di sebelah utara, sudah ada sebelum taman Maluku jadi.
   
    Sekitar 1950-an, Molluken Park berganti menjadi Taman Maluku. Saat itu,  Soekarno (Presiden RI pertama) melarang warga Indonesia memakai penggunaan bahasa Belanda.
   
    Taman Maluku memang sarat hikayat. Dikisahkan, di pojok taman dekat simpang Jalan Sulawesi dan Jalan Ambon, bertengger patung perunggu Pastor H.O. Verbraak, S.J. Patung ini merupakan satu-satunya patung dari masa Hindia Belanda yang masih berdiri di Bandung. Verbraak ialah imam tentara Hindia Belanda yang bertugas saat perang Aceh (1835-1907).

Patung perunggu Pastor H.O. Verbraak.
   Patung Pastor Verbraak berdiri menghadap istana kediaman Panglima Bala Tentara Belanda di Nusantara (Paleis van den Legercommandant), untuk mengingatkan orang akan jasa-jasa dan perilakunya selama Perang Aceh berlangsung.
   Suasana hutan tropis ditengah kota dengan suara- suara alam yang khas. Walau sempat ada perubahan dan perbaikan, bekas jejak suasana taman ini tak jauh berbeda hingga kondisi sekarang. Kesan sejuk dan asri masih terasa.  Pepohonon besar pun masih melingkar di kawasan taman. Air mancur juga tetap siap menatap dan menyapa sang pengunjung.
Patung perunggu Pastor H.O. Verbraak.
     Taman Maluku ditata dan dilengkapi dengan sebuah kolam besar berhiaskan air mancur, bunga Teratai, tanaman hias, pohon pelindung sebagai peneduh, bangku taman di keteduhan pohon, Jalan taman, dan tiang-tiang lampu berdekorasi artistic,  jalan-jalan setapak, bangku-bangku taman, ditambah rimbunnya pepohonan yang tumbuh di sana-antara lain pohon ki angsret (Spathodea campanulata) dan bungur (Lagerstroemia speciosa)-membuat suasana dalam taman dan lingkungan sekitarnya terasa sejuk, asri  dan nyaman.
    Tapi sekarang, bagi telinga dan mata warga Bandung, Taman Maluku punya hikayat lain lagi. Ada julukan tersohor yang hingga kini melekat erat di benak. Ya, tempat ini disebut sebagai lokasi mangkalnya para waria. Bahkan, warga luar Bandung pun sudah akrab mendengarnya. Ihwal hadirnya waria di taman tersebut, kabarnya dimulai sekitar tahun 80-an. Tak cuma itu, taman ini menjadi 'rumah' persinggahan para gelandangan.
     Jadi sekarang para pemuda- pemudi merasa enggan untuk melakukan janji bertemu dan berduaan di taman Maluku ini karena takut di ganggu oleh waria- waria. Hehehe..

comment 0 comments:

Posting Komentar

 
© [C]ommunication [B] | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger