Proactol LTD

Laman

ARTIKEL TAMAN LALU LINTAS ADE IRMA SURYANI NASUTIO

Taman Bermain Dan Belajar Yang (Hampir) Terlupakan
Kota Bandung dikenal dengan sebutan Kota Taman (1936) bukan saja karena memiliki banyak taman dan lahan terbuka, tetapi juga karena tata kotanya mengacu pada konsep kota taman (Garden City), yang dianut oleh banyak negara di Eropa. Dari sekian banyak taman dan lahan terbuka tempo dulu itu, hanya sedikit yang tersisa, dan saat ini sangat jarang kita menemukan sebuah taman yang selain untuk hiburan juga bisa untuk sarana edukasi. Mungkin hanya taman lalu lintas saja yang menjadi jawabannya, dari sekian banyak taman yang ada di Bandung, hanya taman ini yang bisa memberikan sarana edukasi berupa pengenalan rambu-rambu lalu lintas yang di peruntukkan bagi anak-anak usia pra-sekolah sampai anak sekolah dasar agar mengerti tertib rambu lalu lintas di jalan raya.
Taman ini awalnya bernama Insulindepark kemudian diganti menjadi Taman Nusantara pada tanggal 28 April 1950, kemudian menjadi Taman Lalu-lintas pada tanggal 1 maret 1958. Sebagi tanah kosong yang merupakan cikal bakal taman ini, pada awalnya masih berbentuk rawa yaitu pada tahun 1898. Rawa itu kemudian dikeringkan dan dijadikan lapagan untuk kegiatan militer (1915-1919) dengan jajaran pepohonan disekelilingnya. Lapangan itu dijadikan sebagai ”Taman Tropis” dengan bermacam-macam tumbuhan tropis pada tahun 1920, kemudian pada tahun 1925 dan pada tahun 1935 Insulindepark telah memiliki 90 jenis tanaman keras dan bunga-bungaan.
Nama taman ini kemudian menjadi Taman Lalu Lintas Ade Irma Suryani untuk mengenang pahlawan cilik putri almarhum Jenderal Bintang Lima (Purn) Abdul Haris Nasution. Ade Irma Suryani meninggal tertembak dalam peristiwa Gerakan 30 September (G30S) ketika para pemberontak mencoba menculik ayahnya (1965), kemudian pada tahun 1958 pembentukan Badan Keamanan Lalu Lintas (BKLL), yang dikelola kepolisian Jawa Barat , menggunakan Taman Lalu Lintas sebagai wadah perehabilitasian para remaja berandal di Bandung dalam upaya penanggulangan masalah kenakalan remaja yang mulai terasa sejak awal tahun 1950-an.
Taman Lalu Lintas merupakan sarana pendidikan informal untuk menanamkan etika berlalu lintas bagi anak-anak di Bandung, selain sebagai taman berekreasi – merupakan yang pertama di Indonesia.  Taman yang terletak di jalan belitung ini hampir setiap harinya di kunjungi pengunjung, hanya dengan tiket Rp. 5000 pengunjung bisa menikmati tempat yang sejuk, bebas polusi, dan bisa membuat anak anda mendapat pengetahuan serta pengalaman baru. Tapi, harga tiket itu tidak sepadan dengan “fasilitas gratis” yang terdapat di sana, hampir semua wahana permainan yang dari awal terdapat di sana kondisinya sudah sangat memprihatinkan, bahkan bisa di bilang sudah tidak terurus lagi, banyak yang sudah berkarat dan retak. Dan jika ingin bermain wahana seperti kereta, sepeda, berenang, mandi bola, atau singkatnya permainan yang lebih modern, di kenakan biaya khusus.
Sangat miris memang, di satu sisi kita sebagai warga kota bandung harusnya bangga dengan keberadaan taman lalu lintas yang sangat bermanfaat bagi kita, di satu sisi pengelola taman lalu lintas terkesan acuh tak acuh dalam mengelola taman ini, padahal tidak bisa di pungkiri bahwa taman lalu intas bisa menjadi salah satu aset pemasukan pariwisata kota Bandung, dengan sedikit pembaharuan dan pubikasi, pasti banyak wisatawan yang tertarik untuk datang ke taman ini.
Tapi, dibalik itu semua di taman yang sejuk dan nyaman ini, akan membuat anak-anak sangat menikmati berkendara dengan sepeda atau kendaraan mini di jalur buatan yang dilengkapi dengan rambu-rambu lalu lintas, dan langsung mempraktekkan pelajaran kelalulintasan dalam suasana permainan yang menyenangkan. Lingkungan taman yang luas, hijau dan dilengkapi dengan kursi-kursi taman sangat cocok sebagai pilihan rekreasi  sekeluarga.

Anisa Tri Kusuma
011011050
Kelas B

comment 0 comments:

Posting Komentar

 
© [C]ommunication [B] | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger