SHOKO TENDO_YAKUZA MOON “MEMOAR SEORANG PUTRI GANGSTER
JEPANG”
Shoko memiliki sebuah "keputusan yang mengubah hidup" untuk mendapatkan tatto agar memberikan kekuatan mental dan kepercayaan diri untuk bangkit dari keterpurukan kehidupan yang telah ia jalani selama ini. Tubuhnya sekarang menjadi kanvas, beriak bertinta naga, bunga, Phoenix dan pelacur. Shoko tidak pernah menyesali tattonya, walaupun harus tetap tertutup dalam penampilannya karena ia tinggal di Negara yang hidupnya bersebrangan dengan ‘yakuza’. Tapi dia tetap berjuang untuk menjelaskan mengapa ia akan memperdalam hubungan simboliknya dengan yakuza bahkan saat ia memutuskan hubungan cintanya.
Shoko Tendo (43) menggendong putrinya. |
Nama : Shoko Tendo
Lahir : 1968
Umur : 43
Tahun
Anak Ke : 3
dari empat bersaudara
Tempat Tinggal : Tokyo, Japan
Pekerjaan : Penulis
Lepas
Buku Pertama : Yakuza
Moon
Yakuza Moon “Memoar Seorang Putri
Gangster Jepang” adalah buku pertama yang ditulis pada tahun 2004
oleh penulis lepas berasal dari Negeri Sakura, Shoko Tendo. Yang tidak lain isi
dari buku itu menceritakan kembali kisah kehidupannya ( Shoko ) sedari masa
kecil hingga kini ia yang hanya tinggal dengan putrinya.
Shoko,
seorang putri dari pemimpin Gangster “Yakuza”,
yang pada saat itu kedudukan ayahnya sangat tersohor. Memiliki kekayaan dan
kekuasaan di beberapa daerah hingga mempunyai banyak aset bisnis. Shoko menghabiskan masa remajanya dalam pergaulan dunia obat-obatan
keras dan seks, juga menaungi dirinya dengan jati diri ‘Gangster cilik’. Hidupnya telah dipenuhi oleh kekerasan, kecanduan narkoba dan pemerkosaan.
Saat pembuatan
buku tersebut (2004),
Shoko baru berusia 32 tahun, ia mengubah hidup di sekeliling sebelum menulis biografinya, Yakuza Moon “Memoar Seorang Putri Gangster Jepang”, yang telah terjual hampir 100.000
eksemplar saat itu.
Buku ini menawarkan pemandangan langka seorang wanita tentang perut kriminal
Jepang, kejamnya
dunia yang dikuasai oleh para yakuza muda, banyak dari mereka
yang tampaknya telah mengalahkan jati diri aslinya.
Dari semua
kejadian yang Shoko alami telah meninggalkan bekas luka seperti patah tulang dan gigi, gendang telinga
berlubang, hernia, dan hepatitis, mungkin dampak dari penggunaan narkoba juga. Operasi plastik telah membantu
merekonstruksi wajahnya, namun kesehatannya sangat rawan walau dia sudah mulai pulih dari berbagai operasi
yang ia jalani.
Sepanjang masa kecilnya, Tendo
mendengarkan cerita-cerita romantis tentang kehormatan yakuza dan perannya dalam masyarakat. Cerit-cerita
tersebut merupakan pembelaan dari ayahnya, meskipun keterlibatannya massa dalam prostitusi, narkoba,
penipuan real estate dan bahkan
pembunuhan telah diketahui Shoko.
Shoko memiliki sebuah "keputusan yang mengubah hidup" untuk mendapatkan tatto agar memberikan kekuatan mental dan kepercayaan diri untuk bangkit dari keterpurukan kehidupan yang telah ia jalani selama ini. Tubuhnya sekarang menjadi kanvas, beriak bertinta naga, bunga, Phoenix dan pelacur. Shoko tidak pernah menyesali tattonya, walaupun harus tetap tertutup dalam penampilannya karena ia tinggal di Negara yang hidupnya bersebrangan dengan ‘yakuza’. Tapi dia tetap berjuang untuk menjelaskan mengapa ia akan memperdalam hubungan simboliknya dengan yakuza bahkan saat ia memutuskan hubungan cintanya.
Dan saat ini, Shoko adalah ibu tunggal dari putrinya yang dia besarkan sejak saat ia mulai menulis kelanjutan untuk Yakuza Moon. Pasangannya adalah seorang fotografer dan jauh dari
orang-orang sesama ‘yakuza’ yang hampir menghancurkan hidupnya.
Shoko
Tendo, salah satu Wanita ‘terhebat’ di dunia, ia berani mempublikasikan aib
kisah kehidupannya pada masyarakat melalui karya tulisannya yang pertama, Yakuza Moon “Memoar Seoaramg Putri Gangster
Jepang”. Dimana dalam buku tersebut jelas menceritakan seluk-beluk dan
kepahitan hidup yang ia jalani selama ini, buku dimana yang isinya mengupas
sisi lain kehidupan seorang putri gangster. (*)
Nama : Dini Nurhartati Noviani
N.I.M : 011.011.043