Proactol LTD

Laman

cerpen SEPENGGAL KISAH MASA LALU


Nama  : Yulia Amaliah Nurulhuda
NIM     : 011011062
Tema   : Museum Geologi

Sepenggal Kisah Masa Lalu
Sudah lima tahun aku bersamanya, segala macam kehidupan pernah kami lalui. Termasuk saat dia harus di tinggal oleh ayah tersayangnya. Dorongan semangat tak henti kuberikan untuk suamiku. Raditya Arif Putra suami,sahabat yang menemani kecerian hidupku. Hidupku tambah berwarna saat empat tahun yang lalu aku positif hamil. Selama satu tahun pernikahan kami, akhirnya kami diberi kepercayaan oleh-Nya. Radit tak hentinya memberikan perhatian padaku. Hingga akhirnya waktu yang kami tunggu tiba. Suara jerit tangis bayi terdengar saat rembulan begitu terang, bayi yang sangat cantik, hadiah di tahun baru.

            “ asalamu’alaikum ”.
            “ wa’alaikumsalam ” jawabku sambil iya mencium tanganku. “ Kenapa sayang ? kok keliatan sedih gitu anak bunda?” sambil menatap wajahnya yang lelah dan matanya yang merah bekas dia menangis terlihat.
              Wulan  ?“ dia masih membisu. Dia duduk di kursi malas kesayangannya sambil berduduk sila dan menopang dagu.
            “ Bun, temen-temen wulan liat dinosaulus kemalen,temen-temen ngetawain ulan, ulan belum liat dinosaulus kan ulan malu Bunda “.
            Aku tersenyum  mendengar celotehan anakku. Wulan sengaja ku masukan ke PAUD ( Pendidikan Anak Usia Dini) agar dia bisa belajar bersosialisasi.
            “ Bunda !”
            “Wah anak bunda ketinggalan zaman nih, kagak gahol. Jawabku tertawa puas dan dia memonyongkan bibirnya.
            “ yauda, hari sabtu ini kita pergi main ok ? kita bertemu dengan paman dino dan kawan-kawannya. Setuju nonaaa ?”.
            “ SETUJU !! “ senyumnya pun akhirnya terlihat.
            Mencari tempat wisata yang berbeda, bermain sekaligus belajar. Lagipula hanya beberapa menit menuju Museum Geologi Bandung dari rumahku.
            Aku, Radit, dan nona kecil Wulan siap-siap untuk pergi ke Museum hari sabtu Museum dibuka pukul 09.00-13.00. Jadi mesti cepet-cepet nih.
            “Ayaaah… cepet dong! Lama ih “, teriakannya dari dalam mobil.
            “ Iya Naak, ini lupa kameranya “.

            Bangunan yang begitu megah, masih kuat dengan gaya arsitektur Belandanya meski sudah beberapa kali direnovasi. Warna catnya yag putih tambah memperlihatkan menampakkan luasnya dan bersihnya bangunan ini.
            “ M-U Mu, S-E se, E-U-M. Mu-seum ? Museum yah Bunda ?”
            “ Iya, Museum, Museum Geologi.” Aku Menambahkan
            Dia tampak berfikir. “Museum itu apa Bunda?”
            “ Kita masuk dulu ya sayaang, nanti juga Wulan pasti tau deh Museum itu apa “, Jelas Radit.  
            Wulan hanya tersenyum sambil berjingrak-jingkrak kesenangan manaiki anak tangga.
            “ Bunda, Ayah, Bunda, Bunda “ sambil menarik-narik bajuku.
            “ Itu om Dinonya Bunda, gede banget…”.
            Dia berjalan menuju sayap timur, lantai 1 Museum Geologi ini. Diruangan terdapat panel-panel gambar yang menghiasi dinding ruangan. Dari mulai terbentuknya bumi, hewan-hewan primitive pun ada.
            “Kadalnya tinggi baanget Bunda, ini Paman Dinosaulus ya Ayah ?”
            Pada usianya Wulan saat ini dia mulai banyak bertanya. Namun aku bingung bagaimana menjawabnya agar dia mudah mengerti.
            “ Bunda, Ayah, itu kenapa gak ada dagingnya ama kulitnya ? Pasti jarang makan yah ?”
            Walau agak kesal namun aku harus tetap sabar.
            “ Ini masih saudaranya Dinosaurus, namanya Tiranosaurus, dia sama kaya kamu suka daging “.
            “ Suka daging ? tapi ko Cuma tulang Bunda?”
            “mmmm….”.
            “Fosil ini Cuma boneka, eh mainan yang kaya keluarga om Dino. Soalnya om Dino ma keluarga udah lama mati.” Jawab Radit.
            “oh…gitu ya..”. dengan wajah polos, entah mengerti apa tidak dengan jawaban tadi dia menaiki tangga manuju lantai 2.
            Sudah lama aku tak pernah berkunjung ke Museum Geologi. Ya bukan aku saja mungkin bagi sebagian orang yang berfikir pergi ke tempat ini membosankan. Padahal itu salah, belajar mengenal sejarah tentang bumi ini sangat mengasyikkan !
            “Ayah, pasti Nona kecil kita bakal banyak nanya nih ?”
            “iya pun, di lantai 2 apalgi tantang pertambangan sumber daya alam, mana dia ngerti. He… ya udah tugas kita biar dia mengerti.”
            Dilantai 2 ini terdapat tiga ruangan utama. Ruang barat, ruang tengah, ruang timur. Lantai dua merupakan lantai terakhir di Museum Geologi.
            Wulan terlihat asyik bermain disini, dia memasuki tiap ruangan dan sambil memotret benda-benda yang menarik menurutnya.
            Wulan paling lama diam diruangan 5. Terdapat berbagai jenis bahaya geologi, seperti tanah longsor, letusan gunung api.
            Wulan menatap sebuah gambar tanah longsor.
            “Nak, gambar ini disebutnya tanah longsor. Tanah yang diatas turun ke permukaan bawah. Ngerti kan ?”
              Merosot ya Bun ?”
            “betul sekali .“
            “Kok bisa gitu Bunda, kasian yah ?”
            “Soalnya manusia udah pada gak peduli ama lingkungannya. Pohon-pohon banyak ditebang, jadi aja kaya gitu.”
            Wulan bagitu memerhatikan apa yang aku bilang dia menerawang memandang kesudut ruangan.
            “Kalo semua hancul, kita mau tinggal dimana Ayah ?”
            Radit tersenyum sambil mengelus kepala Wulan. “Ayah gak tau, makannya Wulan harus peduli ama lingkungan yah?”
            “siap Ayah !!” jawabnya sambil menghormat.
            “sekarang, kita pulang yuk, lagian gedungnya bentar lagi tutup. Gimana Ulan sekarang udah gak malu lagi ama temen-temen kan?”
            “Gak Bunda, heee.. “ sambil menunjukkan gigi ompongnya.
            Wulan tiba-tiba menarik lengan baju Radit. “Ayah, jadi Museum tuh tempat olang bial bisa lihat kejadian dulu, bial olang-olang pada ngejaga lingkungan yah ?”
            Aku dan Radit hanya tertawa bingung untuk menjelaskan. Biarkan saja dia mengerti dengan sendirinya.

comment 0 comments:

Posting Komentar

 
© [C]ommunication [B] | Design by Blog template in collaboration with Concert Tickets, and Menopause symptoms
Powered by Blogger